bantal berhantu. (tugas cerita fantasi)

 "Hey!! Aku hanya berkunjung!! Itu saja!" Teriak Vian, seorang mata-mata yang bertugas menyelidiki markas penjahat mafia, tapi alas, dia tertangkap salah satu anggotanya. Sekarang, ia diikat di sebuah kursi, siap untuk di tembak menggunakan pistol. "Aku akan mengingat mukamu!! Ku hantui kau habis-habisa--" Sebelum vian bisa menyelesaikan perkataanya, mafia dingin itu sudah menarik pelatuk pistol.


Seharusnya, orang meninggal itu pergi ke akhirat kan? Ya, tapi kata author tidak disini. Vian pun terbangun, ia berfikir ia sudah di surga, Karena ia merasakan bantal-bantal di kanan-kirinya. Setelah ia lihat-lihat lagi, ia ternyata di toko bantal!! Ia sangat kaget melihat orang-orang mengambil bantal-bantal disampingnya, ia mempunyai hasrat untuk diambil juga, karena sekarang ia sebuah bantal.


Sudut pandang zander (mafia dingin)

Di lain cerita, ada seorang mafia dingin bernama zander. Zander, yang baru saja membunuh mata-mata di markasnya, kini sedang berjalan di jalanan kota, menikmati angin semilir.


Tiba-tiba, ia melihat diskon besar-besaran di salah satu toko bantal. Ia tertarik dan masuk kedalam untuk membeli satu bantal. Ternyata, bantal yang ia beli adalah reinkarnasi dari vian, sang mata-mata yang ia tembak tadi.


Ia pulang kerumahnya yang sepi dan sunyi, dan menaruh bantai itu di kasurnya. "Heh." Dengus zander, merasa senang dengan bantal barunya. tiba-tiba..

"HEY!! KAMU GILA! KAMU YANG MEMBUNUHKU KAN!!" Teriak jiwa vian yang sekarang di bantal itu. Sontak, zander terkaget, bingung kenapa bantal itu bisa bicara.

"Halo?"
"GA. JANGAN SOK AKRAB KAMU!!"


"kok kamu bisa ngomong? Update baru ya, bantal bisa begini?-"
"IH DIEM KAMU! KAMU GAK BERHAK BICARA DENGAN KU!!"

"Tapi kan, aku udah beli kamu. Ko gak boleh?" Zander bertanya dengan bantal itu sambil memegang bantal itu dengan erat. "Cih, kamu kan udah bunuh aku. Mana sudi aku berbicara dengan pembunuh, huh." Bantai 'vian' itu menyeletuk, membuat Zander tambah bingung.

"Oh, kamu.. mata-mata yang tadi? Yang aku pew pew itu?" 
"PAW PEW PAW PEW, KAU BILANG ITU SEPERTI ITU HAL KECIL, JAMAL!"

"Tapi aku Zander. Zander Malik." 
Zander tiba-tiba memperkenalkan diri dengan percaya diri kepada bantal itu, jika dia tertangkap berbicara degan bantal, pasti dia dibilang aneh oleh orang-orang.

"Cih, aku tidak peduli dengan namamu. Dirimu saja aku tidak peduli." Bicara bantal 'vian' itu, nada marah mengelegar dari bicaranya. "Ya, kalau aku peduli dengan mu. Namamu siapa, mata-mata?" Zander bertanya dengan tenang dan rendah hati, seperti orang tua yang sedang memomong anaknya.

Vian, si bantal itu pun tersipu malu karena nada bicara Zander ke dia. Ia merasa sedikit bersalah karena membentaknya sebelumnya. 


"Namaku vian. Vian B."
"B-nya apa?" Kata Zander, sambil memeluk bantal 'vian' itu lebih erat. 

"Berlian." Vian jawab cepat
"Berarti, Vian Berlian?"
"Mhm." Vian mengiyakan.

Zander tertawa sedikit karena nama Vian.

"Mau berteman?"
"...baiklah, asal kamu tidak ganti bantal."

(kira2 kamar zander begini lah) (tanpa bonekanya ngehek)

(kira-kira kamar Zander begini lah. tanpa bonekanya hehe)



THE END.

Komentar

Postingan Populer